Kadinkes Riau H. Zainal Arifin, SKM, M.Kes membuka acara Workshop Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Catin Dan KB Tahun 2023 di Furaya Hotel Pekanbaru, Kamis,13/7/2023.
Saat ini, Indonesia masih mempunyai banyak permasalahan dan tantangan dalam upaya pelayanan kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi, yang tercermin dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 189 per 100.000 kelahiran hidup (SP 2020) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 16,8 per 1000 kelahiran hidup (SP 2020), serta masih rendahnya status kesehatan perempuan. Berdasarkan Riskesdas 2018, Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada perempuan usia 15-19 tahun sebesar 36,3% dan pada ibu hamil sebesar 17,3%. Sementara itu, anemia pada ibu hamil sebesar 48,9%. Pernikahan dan kehamilan remaja juga masih cukup tinggi. Menurut SDKI 2017, sebanyak 17,4% perempuan usia 19 tahun telah menjadi ibu atau sedang hamil anak pertama. Sedangkan angka fertilitas kelompok umur 15- 19 tahun sebesar 32/1000 perempuan umur 15-19 tahun (SKAP 2019).
Permasalahan KB di Provinsi Riau juga merupakan salah satu yg berperan penting sebagai penyebab kematian ibu. Dimana jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dengan 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat dan Terlalu Banyak) yang ber KB masih rendah dan peserta KB Paska persalinan juga masih rendah, yaitu 35,26% saja (komdat Kesmas th 2022).
Upaya untuk meningkatkan status kesehatan perempuan harus dilaksanakan bukan hanya setelah terjadi kehamilan, tetapi juga harus dilaksanakan lebih ke hulu lagi yaitu sejak masa remaja, dewasa muda/calon pengantin (catin), dan wanita usia subur (WUS). Salah satu intervensi yang telah dilakukan yaitu pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi bagi catin, sehingga diharapkan catin akan siap menjalani masa kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui secara sehat serta melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi bagi catin, Kementerian Kesehatan bersama lintas program, lintas sektor, serta organisasi profesi terkait telah menyusun Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil serta media KIE berupa Lembar Balik Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin dan Buku Saku Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin. Selain itu, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Agama juga telah menyusun buku saku bagi penyuluh pernikahan ‘Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin, Menuju Keluarga Sehat’. Dalam mengakomodir update informasi dan efektifitas pelaksanaan program, akan dilaksanakan review buku saku kesehatan reproduksi calon pengantin bagi penyuluh pernikahan. Sebagai tindak lanjut, Dinas Kesehatan Provinsi Riau melaksanakan kegiatan Workshop Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin dan KB. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi di tingkat Provinsi dalam rangka memperkuat pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi bagi catin dan KB.