Wagubri H. Edi Natar Nasution membuka acara Seminar Pencegahan Hiv Dan Aids Pada Mahasiswa/i Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2022 di Prime Park Hotel Pekanbaru. Rabu (07/12/2022)

Dari data yang di kumpulkan Dinkes Provinsi Riau sampai dengan Agustus 2022 telah ditemukan 7.869 ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) di Provinsi Riau, dimana 3.686 orang saat ditemukan sudah dalam stadium AIDS. Penemuan kasus HIV di Provinsi Riau baru sebesar 7.869. sebesar 67,8%, dari 11.596 target yang di tentukan Nasional. Karakteristik temuan kasus HIV dan AIDS di Provinsi Riau sudah mengarah kepada populasi umum, dimana jumlah terbesar berada di Kota Pekanbaru dengan temuan kasus sejumlah 4.639 orang.

Temuan kasus pada ibu rumah tangga menduduki rangking ke 3 terbesar, dan jika dikelompokkan ke dalam kelompok usia, maka temuan kasus HIV terbesar banyak ditemukan pada kelompok umur 25 sampai dengan 45 tahun (usia produktif) proporsi terbesar lebih kurang 60 %. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan, Remaja merupakan kelompok yang potensial terjangkit HIV yang diakibatkan oleh Perilakunya. Program program pencegahan yang dilakukan kepada kelompok Remaja dirasa belum maksimal. Seperti yang sama sama kita ketahui, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, selalu ingin mencoba coba hal baru. Sehingga tidak sedikit dari kelompok remaja ini terjerumus kedalam prilaku yang negatif.

Penanggulangan HIV AIDS tidak bisa dibebankan kepada Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit semata, karena kasus HIV AIDS sangat di pengaruhi oleh perilaku, budaya, psikososial dan lingkungan. HIV AIDS merupakan masalah sosial kemasyarakatan dan pembangunan. Oleh karena itu upaya penanggulangan HIV AIDS harus diintegrasikan ke dalam program pembangunan nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Hari ini kami gembira adanya keterlibatan multi pihak, seperti BKKBN, PERDOSKI Pekanbaru, serta LSM Peduli AIDS yang ada di Provinsi Riau. Sudah saatnya upaya penanggulangan HIV AIDS dilakukan secara sistemik dan terpadu mulai dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, perawatan dukungan pengobatan bagi ODHA dan orang-orang yang terdampak HIV AIDS. Penanggulangan HIV AIDS harus dilakukan oleh masyarakat sipil dan Pemerintah secara bersama berdasarkan prinsip kemitraan.

Dalam target nasional penanggulangan AIDS yang dimuat pada RPJMN bahwa ditahun 2024 sesuai dengan Peraturan Presiden No.18 Tahun 2020 ditargetkan 0.18 insiden HIV / 1000 penduduk Indonesia. Namun kenyataan yang kita hadapi, saat ini kita belum dapat mencapainya. Peran serta segenap masyarakat sangat berpengaruh didalam pencapaian ini.

Dalam pelaksanaan penanggulangan HIV AIDS, strategi yang dilakukan adalah mencegah dan mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat agar setiap individu menjadi produktif dan bermanfaat bagi pembangunan. Pemahaman HIV dan AIDS pada remaja perlu ditingkatkan lagi, kepada Adik-adik mahasiswa kita lebih tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita, hindari kegiatan kegiatan yang bisa beresiko terjadinya penularan HIV dan AIDS dengan cara melakukan Abstinence : Menghindari Prilaku yang menimbulkan resiko penularan, seperti jangan memakai NARKOBA, Jangan melakukan hubungan seks bebas. Dan apabila nantinya telah memutuskan untuk berumah tangga, maka setialah pada pasangan kita. Selanjutnya carilah informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi, bahaya HIV dan AIDS dengan sumber yang tepat.

Setiap tanggal 1 Desember di peringati Hari AIDS Sedunia, denga tema Nasional “Satukan Langkah Cegah HIV, Semua Setara Akhiri AIDS”, diharapkan semua pihak bersama masyarakat dapat berperan aktif dalam mengakhiri epidemi HIV. Kami berpesan, mari kita masifkan promosi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS, memanfaatkan media digital dan teknologi terbarukan; membuat konten informasi yang diminati  oleh kelompok orang muda, perluasan akses pencegahan, tes dan pengobatan untuk semua.

kategori_berita