Aksi Bergizi 2023

Kadinkes Riau H. Zainal Arifin, SKM, M.Kes menghadiri Kegiatan Penggerakan Aksi Bergizi di Sekolah yang diselenggarakan di SMP Negeri 10 Pekanbaru. Rabu (05/09/2023).

Sehat merupakan hak dan kebutuhan dasar manusia dan menjadi faktor penentu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Saat ini masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dipengaruhi oleh masalah yang bersifat multifaktorial yang menyandang tiga beban (triple burden) yaitu masih tingginya penyakit menular, penyakit tidak menular dan munculnya “New Emerging Diseases” seperti SARS, Mer CoV dan Covid 19, disamping itu juga masih tingginya angka kematian ibu dan anak serta masalah stunting pada balita. Salah satu faktor utama penyebab masalah tersebut adalah perilaku masyarakat.

Dalam mengatasi hal ini, diperlukan upaya pendekatan promotif dan preventif yang sangat efektif untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan. Karena pada dasarnya, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat tergantung pada perilaku individu. Oleh sebab itu perlu melakukan intervensi perubahan perilaku, melalui upaya promosi kesehatan.

Salah satu upaya promosi kesehatan adalah membiasakan perilaku hidup sehat, termasuk upaya mempromosikan asupan makanan sehat serta konsumsi gizi seimbang.

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut. Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26,8% dan pada usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.

Menanggulangi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan, dan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD). Suplementasi TTD mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan minum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12–18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilakukan, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi TTD.

Kegiatan #AksiBergizi dilaksanakan dengan tiga intervensi utama, yaitu (1) Sarapan dan Minum TTD bersama di sekolah/madrasah setiap minggu; (2) Edukasi gizi yang bersifat multi-sektor dengan tujuan mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik; serta (3) Komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif. Implementasi program #AksiBergizi tentunya diintegrasikan dengan TRIAS UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.

Sejalan dengan hasil intervensi tersebut, Gerakan #AksiBergizi diyakini menjadi salah satu upaya strategis dalam meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD pada remaja putri yang juga merupakan salah satu indikator layanan intervensi gizi spesifik dalam percepatan penurunan stunting.

Rangkaian tersebut tentunya tidak berhenti pada hari itu saja, tetapi diharapkan dapat berjalan rutin setiap minggu sesuai kesepakatan dan kesediaan dari masing-masing sekolah. Oleh karena itu, peran pimpinan sekolah, guru, orang tua, murid, dan seluruh warga di sekitar sekolah sangat penting. 

Kampanye ini diharapkan dapat memotivasi remaja untuk mengkonsumsi TTD setiap minggu serta mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hewani, seperti telur, ayam, daging, ikan, dll sesuai konsep Isi Pringku.

kategori_berita