Kadiskes Harapkan Sekolah Sebagai Satu Kelompok Potensial dalam Pembudayaan Germas di Provinsi Riau

Kadinkes Riau H. Zainal Arifin, SKM, M.Kes berikan kata sambutan sekaligus membuka kegiatan Pertemuan Koordinasi Dan Peningkatan Kapasitas Di Tatanan Sekolah Dalam Membudayakan Germas Tingkat Provinsi Riau Tahun 2022 yang dilaksanakan di Angkasa Garden Hotel Pekanbaru. Rabu (5/10/2022)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta berbagai masalah kesehatan masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian khusus di Indonesia. Pada usia sekolah, kondisi kesehtan saat ini mengalami double burden dimana tidak hanya terjadi masalah penyakit menular namun juga penyakit menular.

Permasalahan kesehtan berdasarkan tren yang terjadi dapat diketahui :

1. Proporsi minumam beralkohol pada penduduk umur > 10 tahun adalah 3,0% (Th.2007) meninkat 3,3% (Th.20018), 27% pengguna NAPZA adalah pelajar.

2. Proporsi Aktifitas Fisik kurang dari 150 menit / minggu pada penduduk umur > 10 tahun adalah 26,1% (Th.2013) dan meningkat menjadi 33,5% (Th.2018).

3. Proporsi konsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi / hari pada penduduk umur > 5 tahun adalah 93,5% (Th.2013) meningkat menjadi 95,5% (Th.2018).

4. Kekerasan dan Cidera : 4885 aduan kasus kekerasan, 12% cedera dalam 1 tahun terakhir, 33% terjadi dijalan raya, 59% saat mengendarai Sepeda motor, dan 17% saat jalan kaki,

5. Kebersihan diri : 92,6% karies (5-9 thn), 73% karies (10-14 thn), 28% cacingan, 6,2% diare, cacingan pada anak SD sangat tinggi yaitu 28,12%.

Mengingat hal tersebut Pemerintah, Dunia Usaha, Organisasi Kemasyarakatan serta Kelompok Masyarakat diharapkan mampu berperan aktif sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga dan memlihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. “Ujar Kadinkes Riau H. Zainal Arifin”

Melihat potensi pesantren/sekolah yang sangat besar ini, intervensi peningkatan kesehatan di pesantren/sekolah perlu mendapat perhatian yang serius, karena memiliki daya ungkit yang besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia. Selanjutnya dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas sebagai aset keberhasilan pembangunan nasional. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan intervensi promosi kesehatan di lingkungan pesantren/sekolah melalui kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Sekolah yang membudayakan Germas. Pada tahun 2022, intervensi ini akan dilakukan di 3 Kabupaten (Bengkalis, Kep.Meranti dan Kuantan Singingi) melalu dana dekonsentrasi.

kategori_berita