KOVERGENSI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR DALAM PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT TINGKAT PROVINSI RIAU TAHUN 2023

Mewakili Kadinkes Riau, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Yaneliza, SKM, M.Kes memmbuka acara Pertemuan Kovergensi Lintas Program dan Lintas Sektor Dalam Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Tingkat Provinsi Riau Tahun 2023 yang dilaksanakan di Furaya Hotel Pekanbaru, Rabu (5/7/2023).

Malnutrisi masih menjadi permasalahan utama pada bayi dan anak dibawah lima tahun (balita) secara global. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di Provinsi Riau tahun 2022 diperoleh prevalensi stunting 17%, dimana prevalensi ini berada dibawah target nasional yaitu 18,4%. Walaupun telah mencapai target, Provinsi Riau tetap bekerja keras untuk mencapai target tahun berikutnya yaitu 16% tahun 2023 dan 14% tahun 2024. Tantangan untuk percepatan penurunan stunting harus diupayakan lebih optimal, karena beberapa kab/kota prevalensinya masih berada >17% antara lain Kabupaten Indragiri Hilir, Siak, Rokan Hulu, Kuantan Singingi dan Kepulauan Meranti. Masalah stunting yang belum sepenuhnya terkendali di beberapa kab/kota akan menghambat upaya percepatan penurunan stunting pada tahun berikutnya, bila lintas program dan lintas sektor di Provinsi dan kab/kota tidak bersinergi melakukan pemantauan masalah gizi balita dan melakukan intervensi yang efektif.

Percepatan penurunan masalah gizi dan stunting seyogyanya mendapat dukungan dari lintas program dan lintas sektor terkait. Kegiatan pengukuran dan pemantauan balita dengan masalah gizi membutuhkan perhatian optimal dari semua sektor terkait, mulai dari promosi kesehatan terkait ASI ekslusif pada 6 bulan pertama, pendampingan nutrisi yang baik selama masa pertumbuhan anak, penyediaan akses air bersih dan sanitasi yang baik, mobilisasi masyarakat pada pos pelayanan terpadu, pemantauan tumbuh kembang balita, skrining dan pengobatan penyakit, imunisasi, penyediaan antropometri yang terstandar serta pemenuhan dan pendistribusian makanan tambahan, tentunya membutuhkan kerjasama dan dukungan yang berkesinambungan, tidak saja dari pemerintah namun juga sektor Non Pemerintah.

Berdasarkan Laporan tahunan Provinsi Riau Tahun 2022 terdapat capaian indikator untuk program gizi meliputi: 1) Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat Makanan Tambahan 94,3 % ( Target: 80 % ) ; 2) Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif mencapai 40,02% (Target 50 %), 3) Cakupan Ibu Hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 Tablet selama masa kehamilan mencapai 77,21 % (Target: 82 %), 4) Cakupan balita Gizi Kurang mendapat makanan tambahan mencapai 80,12 % (Target: 85 % ) ; 5) Cakupan bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 79,6 % (Target: 62 %) dan 6) Cakupan Remaja Putri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) mencapai 27,38 (Target: 54 %) % yang diinputkan kedalam aplikasi e-PPGBM, sehingga masih banyak pencapaian indikator kinerja program gizi yang belum tercapai secara optimal.

Sehingga Provinsi, kab/kota dan Puskemas sangat perlu melakukan pemantauan wilayah setempat (PWS) dan umpan balik rutin secara berjenjang, agar balita dengan masalah gizi tersebut mendapatkan intervensi segera yang tepat Respon cepat dan intervensi yang tepat ini diharapkan mampu memperbaiki masalah gizi balita agar tidak menjadi masalah gizi kronik yang dapat menyebabkan kondisi stunting.

kategori_berita