Gerakan Cegah Stunting

SKA Mal Pekanbaru, Sabtu (22/7/2023). Stunting atau keterlambatan pertumbuhan merupakan masalah gizi kronis yang sering terjadi pada anak-anak di Indobesia, termasuk Riau. Stunting sendiri, dapat terlihat ketika anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan normal yang seharusnya dimiliki oleh anak pada usia yang sama.

Pada Gerakan Cegah Stunting yang dilaksanakan di Atrium Siak Mal SKA tersebut H. Zainal Arifin, SKM, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengatakan kasus anak yang mengalami stunting, tidak hanya pertumbuhan fisik yang berbeda dari anak seusianya, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak. Berangkat dari kondisi dan urgensi tersebut, penting bagi kita semua untuk saling bekerjasama dalam melindungi generasi penerus bangsa dari stunting.

Tips Mencegah Stunting pada Anak

Untuk menciptakan generasi penerus yang sehat dan bebas dari stunting, berikut ini merupakan Tips ABCDE yang dapat digunakan untuk meminimalisir potensi stunting pada anak, diantaranya adalah:

1. (A) Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD)

• Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali.

• Konsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan)

2.   (B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali

• Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG

3.  (C) Cukupi konsumsi protein hewani

• Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan

4.   (D) Datang ke Posyandu setiap bulan

• Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan

5.  (E) Eksklusif ASI 6 bulan

•   ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.

Meski saat ini Indonesia berhasil menurunkan angka prevalensi stunting hingga mencapai 21,6% pada tahun 2022 yang lalu, namun upaya pencegahan tetap harus dilakukan agar angka kasus stunting di Indonesia terus mengalami penurunan.

Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera dalam melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, agar segala potensi penyakit pada ibu dan calon bayi dapat segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Perbedaan antara balita normal dan stunting terlihat dari sisi tinggi badan. Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya. Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang.

Pemerintah telah berusaha melalui Gerakan Cegah Stunting dengan 5 kegiatan;

• Gerakan #AksiBergizi : Membentuk kebiasan olahraga, sarapan dan konsumsi tablet tambah darah untuk menurunkan anemia pada remaja di sekolah

• Gerakan #BumilSehat : Meningkatkan pemeriksaan dan pengetahuan Bumil untuk meningkatkan kesehatan bumil

• Gerakan #PosyanduAktif : Meningkatkan cakupan tumbuh kembang balita di Posyandu untuk deteksi dini dalam mencegah balita gizi kurang dan stunting

• Gerakan #JamboreKader : Meningkatkan kapabilitas kader dalam memberikan pelayanan

• Gerakan #CegahStuntingituPenting : Mengedukasi masyarakat tentang stunting dan pencegahannya melalui pesan ABCDE.

kategori_berita